Si
Bolang 19 maret 2015 - Laskar Penjaga Tradisi Suku Mbojo
Membahas tentang bahan untuk mengobati sakit
karena digigit semut, untuk membuat sampo, untuk sabunan, untuk membuat rumah
lengge atau rumah tempat hasil panen seperti biji-bijian, padi dan sebagainya
yang dapat disimpan sampai bertahun-tahun lamanya. Semua dibuat dari bahan-bahan yang telah
tersedia di alam yang harus dipakai dengan secukupnya saja untuk menjaga
kelestariannya. Tradisi lain yaitu
memelihara rambut panjang bagi anak perempuan.
POTRET DAERAH
BIMA ( MBOJO ) NTB- INDONESIA BAG 01
Membahas
tentang problematika kemiskinan rakyat bima, terutama mengenai sangat kurangnya
sumber air bersih di daerah tersebut, juga jarak tempuh untuk mencapai sumber
air yang terlampau jauh dan harus mengantri. Di samping itu, peralatan
tradisional yang masih digunakan dalam mendapatkan seliter air bersih. Belum
lagi terbatasnya jumlah lapangan pekerjaan yang sangat memprihatinkan sehingga
menambah factor kemiskinan di daerah ini. Padahal sumber daya alam yang
melimpah dan tidak dikelelola dengan baik yang menjadi salah satu factor terbelakangnnya
masyarakat Bima.
Suku Mbajo Tari
Rimpu
Rimpu merupakan Salah satu budaya dalam dimensi busana
pada masyarakat Bima (Dou Mbojo). budaya ”rimpu” yang telah hidup dan
berkembang sejak masyarakat Bima itu ada. Rimpu merupakan cara berbusana yang
mengandung nilai-nilai khas yang sejalan dengan kondisi daerah yang bernuansa
Islam (Kesultanan atau Kerajaan Islam). Rimpu adalah cara berbusana masyarakat Bima yang
menggunakan sarung khas Bima. Rimpu merupakan rangkaian pakaian yang
menggunakan dua lembar (dua ndo`o) sarung. Kedua sarung tersebut untuk bagian
bawah dan bagian atas. Rimpu ini adalah pakaian yang diperuntukkan bagi kaum
perempuan, sedangkan kaum lelakinya tidak memakai rimpu tetapi ”katente”
(menggulungkan sarung di pinggang). Sarung yang dipakai ini dalam kalangan
masyarakat Bima dikenal sebagai Tembe Nggoli (Sarung Songket). Kafa Mpida
(Benang Kapas) yang dipintal sendiri melalui tenunan khas Bima yang dikenal
dengan Muna. Sementara sarung songket memiliki beberapa motif yang indah.
Motif-motif sarung songket tersebut meliputi nggusu waru (bunga bersudut
delapan), weri (bersudut empat mirip kue wajik), wunta cengke (bunga cengkeh),
kakando (rebung), bunga satako (bunga setangkai), sarung nggoli (yang bahan
bakunya memakai benang rayon).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar