Kamis, 09 Juni 2016

Video Suku Mbojo



Si Bolang 19 maret 2015 - Laskar Penjaga Tradisi Suku Mbojo

Membahas tentang bahan untuk mengobati sakit karena digigit semut, untuk membuat sampo, untuk sabunan, untuk membuat rumah lengge atau rumah tempat hasil panen seperti biji-bijian, padi dan sebagainya yang dapat disimpan sampai bertahun-tahun lamanya.  Semua dibuat dari bahan-bahan yang telah tersedia di alam yang harus dipakai dengan secukupnya saja untuk menjaga kelestariannya.  Tradisi lain yaitu memelihara rambut panjang bagi anak perempuan.



POTRET DAERAH BIMA ( MBOJO ) NTB- INDONESIA BAG 01

Membahas tentang problematika kemiskinan rakyat bima, terutama mengenai sangat kurangnya sumber air bersih di daerah tersebut, juga jarak tempuh untuk mencapai sumber air yang terlampau jauh dan harus mengantri. Di samping itu, peralatan tradisional yang masih digunakan dalam mendapatkan seliter air bersih. Belum lagi terbatasnya jumlah lapangan pekerjaan yang sangat memprihatinkan sehingga menambah factor kemiskinan di daerah ini. Padahal sumber daya alam yang melimpah dan tidak dikelelola dengan baik yang menjadi salah satu factor terbelakangnnya masyarakat Bima. 



Suku Mbajo Tari Rimpu

Rimpu merupakan Salah satu budaya dalam dimensi busana pada masyarakat Bima (Dou Mbojo). budaya ”rimpu” yang telah hidup dan berkembang sejak masyarakat Bima itu ada. Rimpu merupakan cara berbusana yang mengandung nilai-nilai khas yang sejalan dengan kondisi daerah yang bernuansa Islam (Kesultanan atau Kerajaan Islam). Rimpu adalah cara berbusana masyarakat Bima yang menggunakan sarung khas Bima. Rimpu merupakan rangkaian pakaian yang menggunakan dua lembar (dua ndo`o) sarung. Kedua sarung tersebut untuk bagian bawah dan bagian atas. Rimpu ini adalah pakaian yang diperuntukkan bagi kaum perempuan, sedangkan kaum lelakinya tidak memakai rimpu tetapi ”katente” (menggulungkan sarung di pinggang). Sarung yang dipakai ini dalam kalangan masyarakat Bima dikenal sebagai Tembe Nggoli (Sarung Songket). Kafa Mpida (Benang Kapas) yang dipintal sendiri melalui tenunan khas Bima yang dikenal dengan Muna. Sementara sarung songket memiliki beberapa motif yang indah. Motif-motif sarung songket tersebut meliputi nggusu waru (bunga bersudut delapan), weri (bersudut empat mirip kue wajik), wunta cengke (bunga cengkeh), kakando (rebung), bunga satako (bunga setangkai), sarung nggoli (yang bahan bakunya memakai benang rayon).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar