PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW
Studi Kasus di Desa Koto Bangko, Kenagarian
Sungai Sirah Kuranji Hulu, Kecamatan Sungai Geringging, Kabupaten Pariaman, Kota Padang.
Oleh: Renaldo Caniago (NIM: 11140321000028)
PEMBAHASAN
Desa
koto Bangko terletak di
sebuah kecamatan Sungai Geringging, kabupaten Pariaman, Kota padang. Desa ini
ada sebuah acara yang unik yaitu pada peringatan maulid nabi Muhammad SAW. Yang
insyaalah akan saya jelaskan tradisi acara peringatan maulid nabi Muhammad SAW di desa tersebut.
Aliran
sungai-sungai yang melewati sejumlah wilayah di Kabupaten Padang Pariaman
ternyata memiliki multifungsi. Tak hanya sekadar tempat mandi dan mencuci serta
sumber pengairan, tetapi menjadi lahan memelihara ikan.
Kegiatan memelihara ikan pada aliran
dilakukan dengan kesepakatan pemerintah kenagarian dengan masyarakat setempat.
Bentuknya berupa pelarangan menangkap, memancing apalagi meracuni.
Sanksi terhadap orang melanggar yang
disepakati biasanya sangat keras, yakni berupa ditahlilkan oleh imam bersama
jamaah masjid hingga orang itu mendapat hukuman langsung dari Allah Yang
Mahakuasa. Alhasil, nyaris tak ada warga atau pendatang yang berani mengganggu
ikan larangan.
Jauh sebelum peringatan maulid nabi, tepat
pada seminggu sebelum diadakan peringatan tersebut untuk para masyarakat
dibolehkan untuk memancing ikan larangan di berbagai sungai yang terdapat di
wilayah kecamatan sungai geringging. Oleh karena itu sebelum ada peringatan
acara maulid nabi para masyarakat tidak diperkenankan untuk memancing ikan
tersebut. Konon kata orang terdahulu jika memakan ikan larangan tersebut ia
akan membesar perutnya atau buncit. Setelah peringatan maulid nabi maka
ikan-ikan tersebut akan di gaduah[1]
kembali oleh para ulama setempat.
Semalam sebelum peringatan maulid nabi
dilaksanakan para alim ulama dan tokoh masyrakat serta para masyarakat sekitar
akan melakukan dzikir bersama selama semalam di masjid setempat. Untuk
mengadakan acara maulid nabi ini biasanya dilakukan disalah satu masjid saja
yang terletak di pemukiman warga, jadi tidak banyak tempat. Pada peringatan
hari maulid nabi tersebut seluruh alim ulama dan tokoh masyarakat serta
masyarakat sekitar masjid akan berkumpul bersama di sebuah masjid, bahkan ada
yang pulang kampung bagi orang-orang yang merantau untuk menyaksikan acara
peringatan maulid nabi. Masyarakat setempat yang mengikuti acara maulid nabi
akan menyiapkan dan menyajikan berbagai macam makanan seperti: lamang, nasi, ikan lauk pauk, ayam songgeang dan lain-lain. Semua
makanan yang sudah disiapkan akan dibungkus dengan daun pisang dan ditutupi
oleh jamba’. Acara maulid nabi itu
diawali dengan Mandoa atau bisa
dikatakan dengan berdoa bersama dan akan dipimpin oleh pemimpin atau ulama
disekitar masjid.
Setelah selesai semua rangkaian acara maulid
nabi, semua makanan yang dibawa masyarakat akan dibagikan ke sanak sodara
terdekat, mulai dari sodara ayah dan ibu, besan, dan lain-lain. Mungkin itu
saja sedikit ulasan tentang peringatan maulid nabi yang berada di desa Koto Bangko.[2]
[1] Istilah Gaduah itu
adalah dibacakan doa untuk pelarangan dan pelarangan itu terhadap memancing
ikan larangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar